IN BAHASA
Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas
34 provinsi, Indonesia setidaknya memiliki 718 bahasa daerah yang telah
terindentifikasi pada tahun 2020 dan menjadi negara kedua di dunia yang
memiliki banyak Bahasa daerah setelah Papua Nugini. Salah satu upaya untuk melestarikan
Bahasa daerah mungkin bisa dilakukan dengan menciptakan lagu-lagu berbahasa
daerah. Namun diluar sana hanya segelintir seniman-seniman muda yang menaruh
minat pada hal ini. Hanya ada beberapa musisi yang tetap konsisten menciptakan
lagu-lagu berbahasa daerah.
Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan dibalik
terciptanya lagu TARING KO AKU yang ditulis dan dinyanyikan sendiri oleh
seorang penyanyi muda berbakat, Arman Li. Dengan balutan music pop melayu,
single Perdana pemuda Aceh ini telah dirilis resmi di salah satu platform music
digital, 19 Maret 2021 dan akan segera dipublikasikan pula di youtube channel
BERSAMA MUSIC yang menjadi label musik yang menaungi karya-karya Arman Li.
“Single Perdana saya ini berbahasa Aceh – Gayo. Bercerita tentang
kerinduan seorang pria yang menjalin hubungan jarak jauh dengan kekasih yang
pada akhirnya terpaksa kandas karena sang wanita dijodohkan dengan pria lain
oleh orang tuanya.” Ujar
pria berusia 20 tahun ini.
Menggaet musisi muda berbakat Yusup Tojiri, sebagai music
arranger di lagu taring ko aku, Arman Li berharap lagu perdananya ini bisa diterima
dengan baik oleh pencinta musik Indonesia, khususnya dikalangan milenial.
“Sebagai anak muda, saya ingin turut sumbangsih melestarikan bahasa
daerah lewat lagu-lagu saya, dan bekerjasama dengan musisi muda seperti Bang
Yusup Tojiri dengan soundnya yang romantis semoga bisa membuat lagu ini bisa
diterima dengan baik dikalangan muda.” Ungkapnya pada sesi interview Bersama awak media.
“Menggunakan Bahasa Gayo di lagu ini juga menjadi salah satu
upaya saya memperkenalkan Bahasa daerah saya kepada khalayak luas, dan ingin
membagikan energi positif pada anak-anak muda untuk melakukan hal yang sama.
Mencintai dan melestarikan Bahasa Daerah.” Kata Arman penuh semangat.
Berbalut musik pop melayu, Arman Li justru menyayikan lagu
perdananya dengan cengkok dangdut klasik yang kental. Bukan tanpa maksud.
Penyanyi yang juga pernah mengikuti kompetisi bernyanyi disalah satu stasiun
televisi swasta ini merasa tidak ingin mengkotak-kotakan dirinya ke dalam
sebuah “kategori” yang nantinya akan menghambat dirinya untuk berkarya.
“Bagi saya, menyanyi adalah kehidupan, dan saya tidak ingin
genre bermusik menjadi penghalang untuk saya mengeksplore kemampuan bermusik
saya. Selagi muda, saya ingin berkarya tanpa tembok pembatas. Dan mengelaborasi
berbagai genre dalam karya Perdana saya ini semoga bisa membuat saya semakin
berenergi untuk Kembali membuat karya baru yang lebih baik lagi setelah.” Ujarnya menyelesaikan sesi
wawancara.
Tidak hanya berkolaborasi dengan Yusup Tojiri, Adibal Sahrul juga ambil bagian dalam proyek ini sebagai vocal director yang langsung mengarahkan Arman saat persiapan dan proses rekaman lagu Taring Ko Aku.
Known as the biggest archipelagic
state in the world, Indonesia has 34 provinces with 718 local dialects. Been
identified in the year of 2020, Indonesia became the second nation with the
most local dialects; Papua New Guinea is the first. One of things that we can
do to conserved it is to create songs using local dialects on the lyrics. But,
there are not many artists who have the passion on it. Just a very few of them
would do it.
This condition became the main
reason behind the song “TARING KO AKU”; written and sung by
a talented young singer from Aceh, Arman Li. Performed as pop melayu music
genre, the premiere been officially released on March 19th, 2021; at
the digital music platform and will be on BERSAMA
MUSIC official youtube channel, it’s the label where Arman Li do his works.
“My first song is a single written in Aceh Gayo dialects. It’s a story
about a young man, longing for his long distance beloved one. But it has to be
ended because his beloved’s parent had her an arranged marriage with another
man.”, explains the man who’s going 20 years old this year.
Worked with a talented young
musician, Yusup Tojiri as the music arranger; Arman Li hope that his first song
will be well-accepted by the music lover in Indonesia, especially the milenial
generations.
“As a young generation, i would like to be involved in conserving local
dialects through my music. Working together with a such talented musician like
Mr. Yusup Tojiri and his romantic touch in the sound; i do hope the youngster
will love it.”, he said on the interview session.
“I used Aceh dialect to show my will to made people know about it and
spread a positive vibe to youngsters, so they will do the same with their local
dialects. To love and to conserve local dialects.”, Arman said it
in such a spirit.
Through pop melayu music genre,
Arman Li sang his song with a classic dangdut accentuation. He do think about
it carefully. The singer that been in a singing competition at the one of
commercial television channel don’t let himself to be just in one genre, which
will made him stuck to learn and work further.
“For me, to sing is a life, i will not let a genre become an obstacle for
me to explore the music and to evolve my skill in music. While i’m still young,
i want to be free to do music. By elaborating various music genres in my music
works, it will pumped my spirit up to create a better one continuously.”, he
confirmed it at the end of the interview with media partners.
Not only with Yusup Tojiri,
Adibal Sahrul also took a part as Arman’s vocal director. He manage the
preparation and recording process of the song “TARING KO AKU”.